Onthespotrest
Budaya

17 Ragam Tari Adat dari Kalimantan

Indonesia terdiri dari beragam jenis budaya dan adatnya. Bahkan di satu daerah di Indonesia saja punya keragamannya sendiri, seperti contohnya dalam hal tari adat. Seperti di daerah Kalimantan, terdapat tari adat dari Kalimantan yang beragam dari tiap daerahnya, mulai dari Kalimantan Timur, Barat, Selatan, Utara dan Tengah.

Keberagaman dalam hal budaya dan adat ini seringkali jadi daya tarik pariwisata, yang tentunya tidak boleh terlewatkan. Selain itu, tidak ada salahnya mengetahui informasi ini karena ini adalah bagian dari Indonesia, negeri kita tercinta.

Baca Juga: 7 Jenis Alat Musik Sulawesi Selatan dan Cara Memainkannya

Berikut ini adalah beberapa tari adat dari Kalimantan, yang dikategorikan sesuai dengan daerahnya:

Tari Adat dari Kalimantan Timur

1. Tarian Adat Hudoq

Tarian Adat Hudoq adalah salah satu tari Kalimantan Timur, yang propertinya menggunakan topeng. Topeng ini adalah perwujudan dari dewa, hewan dan juga leluhur atau nenek moyang. Tarian ini umumnya ditampilkan saat ada pembukaan lahan untuk bernai dan juga ketika musim tanam padi.

Menurut kepercayaan orang-orang suku Dayak, tarian satu ini adalah tradisi meminta pada Tuhan agar bisa menghasilkan hasil panen melimpah nantinya.

Hudoq sendiri diambil dari bahasa daerah yang berarti ‘menjelma’. Maksud arti kata itu sendiri ditampilkan dalam topeng yang dipakai para penari.

Topeng yang digunakan ada yang merupakan perwujudan hewan, seperti hewan perusak tanaman yaitu tikus, monyet, gagak, dan lainnya. Ada juga hewan pelindung yang bertugas dalam menjaga tanaman, seperti burung elang yang juga dianggap sebagai pelindung bagi masyarakat Dayak.

2. Tari Ganjur

Tarian satu ini terbilang cukup populer dan juga seringkali ditampilkan dalam acara festival kebudayaan di Kalimantan.

Tahukah kamu, ternyata tari Ganjur ini merupakan bentuk akulturasi budaya antara Kutai dan juga Jawa. Tari ini berakar dari kebudayaan di Kerajaan Kutai Kartanegara dan juga Kerajaan Majapahit yang saat itu menjalin hubungan antar kerajaan.

Unsur kedua daerah ini terlihat dari pemakaian alat musik gamelan, kendang dan juga bonang dalam mengiringi tarian, di mana alat musik tersebut asalnya adalah dari Jawa.

Dulu, tarian ini hanya dipentaskan di waktu-waktu tertentu. Tarian ini pun dianggap penting karena fungsinya sebagai penyambutan tamu istimewa kerajaaan, pengangkatan Sultan Kutai dan juga penting dalam bagian dari ritual Bapela di Festival Erau Kota Tenggarong, Kutai.

Ciri khas dari tarian ini adalah adanya ‘Ganjur’ atau gada kayu yang dilapisi kain. Dua penari pria yang biasa disebuta ‘Beganjar’ akan menari berpasangan, dan dengan gerakan saling serang memakai Ganjur tersebut. Sedangkan penari wanita yang disebut ‘Beganjur’ akan mengiringi memakai kipas yang merupakan properti khas tarian tersebut.

3. Tari Kancet Ledo

Tari Kalimantan Timur selanjutnya adalah Tari Kancet Ledo yang juga dikenal dengan nama Tari Gong. Tarian suku Dayak Kenyah ini berfungsi sebagai bagian dari upacara penyambutan tamu kehormatan atau tarian penyambutan kelahiran bayi keluarga Kepala Suku Dayak Kenyah.

Gerakan tarian satu ini punya makna menggambarkan kelemahlembutan dan juga kecantikan wanita. Dalam tarian ini, penari wanita akan menunjukkan keanggunannya dan juga pesonanya di atas gong, lalu diiringi musik dari musik tradisional bernama Sapeq yang dimainkan dengan cara dipetik.

Penari wanita tersebut memakai kostum khas wanita Dayak Kenyah, yang memiliki bulu Burung Rangkong atau Enggang yang dipegang di kedua tangan, sebagai ciri khas tarian ini. Burung Rangkong atau Enggang sendiri adalah jenis burung yang hidup di alam Kalimantan Timur, dan merupakan burung yang dimuliakan oleh para masyarakat Suku Dayak Kenyah.

Baca Juga: Sejarah, Jenis dan Properti Tari Serimpi Asal Yogyakarta

4. Tari Kancet Lasan

Tari Kancet Lasan ini juga seringkali disebut tari Burung Enggang. Seperti namanya, tarian ini menceritakan tentang kehidupan dari burung Enggang. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, burung Enggang adalah burung yang terkenal di Kalimantan Timur, khususnya untuk para masyarakat suku Dayak Kenyah.

Menurut kepercayaan masyarakat di sana, nenek moyang suku Dayak asalnya dari langit lalu turun ke daratan atau bumi berbentuk seperti burung Enggang ini. Tarian ini sendiri dikatakan adalah bentuk penghormatan pada para leluhur.

Tarian adat dari Kalimantan Timur ini dibawakan oleh para wanita, dengan Gerakan dan posisi yang hampir mirip dengan Tari Kancet Ledo atau Tari Gong, namun tari Kancet Lasan tidak menggunakan gong.

5. Tari Kancet Papatai

Tarian ini disebut juga Tari Perang, yang menceritakan tentang keberanian pahlawan suku Dayak Kenyah yang akan berperang melawan musuh. Karena bercerita mengenai perang, maka Gerakan penari yang ditampilkan pun terkesan lincah, gesit dan bersemangat, dan terkadang ada selingan berupa pekikan dari para penari.

Penari tari Kancet Papatai bukan hanya menampilkan Gerakan seperti bela diri saja, tapi juga bisa menggabungkan seni tari dengan seni teatrikal. Penari akan saling beradegan menyerang, yang juga dikombinasikan dengan Gerakan tarian yang indah dilihat.

Para Penari akan menggunakan kostum berupa pakaian tradisional Suku Dayak Kenyah, beserta beberapa peralatan seperti baju perang, perisai dan Mandau. Tarian ini akan diiringi lagu Sak Paku dengan menggunakan alat musik bernama Sampe.

Tari Adat dari Kalimantan Barat

1. Tari Jonggan

Dalam bahasa Dayak, Jonggan punya arti berupa joget atau menari. Tarian Jonggan ini ditampilkan sebagai hiburan rakyat. Tarian ini juga dikatakan sebagai tari pergaulan para masyarakat duku Dayak Kanayatn. Bahkan, Tari Adat dari Kalimantan Barat ini ditampilkan ketika acara pencarian jodoh.

Tarian ini sendiri menceritakan mengenai kebahagiaan dan rasa suka cita masyakarat Dayak. Tarian Joggan akan ditarikan secara berkelompok, berpasangan oleh penari wanita yang disebut sebagai anak jonggan. Umumnya, para tamu yang hadir akan diajak untuk ikut menari bersama para penari.

Tari Jonggan ini diiringi alat musik khas suku Dayak Kanayatn yaitu Dau, Gadobkng, Solekng, dan Agukng.

2. Tari Zapin

Mungkin namanya sudah sering kita dengar. Tarian asal Kalimantan Barat ini kental dengan nilai ajaran agama Islam, dan merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Melayu dan dipengaruhi oleh sebaran agama Islam di Kalimantan.

Bila dilihat sekilas, tampilan para penari Zapin hampir menyerupai Tari Ratoh Jaroeh asal Aceh, di mana penari berbaris menggunakan baju khas Melayu. Tarian ini ditampilkan dengan iringan dari musik rebana dan juga sape yang merupakan alat musik khas dari Kalimantan.

Baca Juga:7 Properti Tari Kecak dan Keunikannya

3. Tari Pingan

Tari Pingan atau Tari Pinggan juga merupakan tarian khas Kalimantan Barat. Pingan atau Pinggan sendiri punya arti piring berbahan tanah liat atau batu bata. Karena tarian ini punya properti berupa piring, yang nantinya diayunkan menggunakan tangan penari pria dan wanita yang saling berpasangan.

Tarian ini ditampilkan dengan tujuan untuk hiburan ketika pesta panen ataupun acara pernikahan masyarakat Dayak Mualang. Tarian Pingan ini punya gambaran mengenai rasa syukur atas segala rezeki yang diberikan Tuhan pada masyarakat Dayak Mualang. Gerakan yang dihasilkan tarian ini termasuk enerjik dan menampilkan Gerakan silat, dan diiringi musik tradisional Tebah Undup Biasa.

Tari Adat dari Kalimantan Selatan

1. Tari Radap Rahayu

Asal tarian ini adalah dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Biasanya, tarian ini ditampilkan untuk menyambut para tamu sebagai bentuk penghormatan.

Nama tarian ini asalnya dari kata ‘beradap adap’ yang berarti bersama-sama atau berkelompok. Sedangkan Rahayu punya arti yaitu perempuan yang berparas cantik atau kebahagiaan dan kemakmuran.

Jaman dulu, tarian ini dianggap sakral, karena adalah bagian dari ritual menolak bala yang dilakukan masyarakat Banjarmasin. Kini, tarian ini sering ditampilkan dalam acara masyarakat seperti penyambutan, pernikahan, dan lainnya.

2. Tari Baksa Kambang

Ini adalah tarian tradisional Suku Banjar yang umumnya ditampilkan untuk menyambut tamu terhormat di Kalimantan Selatan. Kata ‘Baksa’ dalam nama tarian ini punya arti yaitu kelembutan, yang menjadi filosofi bentuk kelembutan tuan rumah pada tamunya.

Umumnya, tarian ini bisa dibawakan seseorang ataupun sekelompok wanita yang jumlahnya ganji. Tarian ini punya gambaran mengenai remaja putri yang punya paras cantik, sedang bermain bunga di taman. Lalu remaja putri tersebut memetic dan merangkai bunga menjadi kembang bogam.

Para penari Tari Baksa Kambang ini memakai rangkaian bunga mawar yang disebut Bogam, dan juga mahkota di kepala yang disebut Gajah Gemuling. Penari juga memakai anyaman daun kelapa yang disebut Halilipan sebagai hiasan di bagian kepala.

3. Tari Maryam Tikar

Asal tarian ini tepatnya adalah dari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Tarian yang diciptakan Muhammad Yusuf, seorang ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu ini menceritakan tentang sekelompok remaja asal desa Margasari.

Kata ‘Tikar’ sendiri dalam nama tarian ini digunakan karena remaja dari Margasari seringkali menganyam tikar.

Tarian satu ini umumnya dibawakan oleh kurang lebih 10 orang penari wanita. Kostum yang digunakan yaitu busana tradsional Kalimantan.

Tari Adat dari Kalimantan Utara

1. Tari Magunatip

Tarian yang juga sering disebut sebagai Tari Lalatip ini adalah tarian khas Suku Dayak Tahol di Tarakan dan Malinau, Kalimantan Utara. Kata ‘Lalatip’ sendiri diambil dari kata ‘Lalati’ yang punya arti menjepit.

Tarian ini adalah bentuk tari ketangkasan kaki dalam melompat dan menghindari beragam rintangan. Di zaman dulu, tarian ini adalah bentuk Latihan ketangkasan dan juga keterampilan para pemuda pemudi Suku Dayak Tahol untuk menyiapkan perang antar suku.

Para penari tari Magunatip ini umumnya melakukan tarian dengan kondisi mata tertutup, lalu harus menghindari jepitan batang kayu, dengan iringan musik tradisional dari Suku Dayak Tahol, yaitu berupa kendang dan gong.

Baca Juga: Mengenal Properti Tari Merak dan Fungsinya

2. Tari Jugit

Awalnya, tarian tradisional Suku Bulungan ini adalah tarian khusus yang ditampilkan untuk kalangan istana Kesultanan Bulungan saja.

Tarian ini dibagi menjadi dua, yaitu Jugit Paman dan Jugit Demaring. Yang keduanya berasal dari lingkungan istana, dan terlihat kemiripan antara keduanya. Namun kedua tarian Jugit ini punya perbedaan dari segi warna baju, jenis kain, syair lagu, alat musik, gerak tangan penari ketika memegang kipas, jenis selendang para penari dan juga pada siapa tarian ini dipertunjukkan dan tujuannya juga berbeda.

Untuk tari Jugit Paman umumnya tarian ini dipentaskan untuk hiburan Sultan dan dilakukan di dalam istana. Sedangkan tari Jugit Demaring bisa ditampilkan untuk para rakyat atau dilakukan di luar istana.

3. Tari Blunde

Tari Blunde atau Blundik juga berasal dari budaya masyarakat Bulungan, Kalimantan Utara. Ada kemiripan antara tari Blunde dengan tari Burung Enggang, namun Tari Blunde tidak menggunakan bulu Enggang sebagai properti. Ciri khas kostumnya pun berupa ikat kepala, tapih, baju kebaya, dan kain sarung yang menutupi hingga lutut.

Tarian ini diiringi musik tradisional Suku Dayak dengan syair berbahasa Kayan Pimping, yang kemudian dikreasi ulang dengan menggunakan bahasa Melayu. Sayangnya, tarian ini sudah sangat jarang sekali ditampilkan saat ini.

Tari Adat dari Kalimantan Tengah

1. Tari Giring-Giring

Tarian Kalimantan Tengah satu ini adalah tarian tradisional Suku Dayak Maanyan yang juga dikenal dengan sebutan gangerang yang merupakan sebuah bambu yang berisikan biji piding.

Tarian ini merupakan bentuk ekspresi kegembiraan dan rasa senang. Ciri khas tarian ini adalah Gerakan hentakkan satu tongkat Gantar ke lantai yang dipegang menggunakan tangan kiri, dan tangan kanan memegang bamboo berisi kerikil, sehingga bunyi yang dihasilkan pun terbilang sangat khas.

2. Tari Balean Dadas

Tarian ini adalah tarian yang dilakukan untuk meminta kesembuhan pada Ranying Hantala Langit atau Tuhan bagi mereka yang sedang sakit. Umumnya tarian Balean Dadas ini akan mengikutsertakan dukun perempuan, yang juga dikenal sebagai Balean Dadas.

Namun, kini, tarian ini malah lebih sering ditampilan ketika acara penyambutan ataupun peresmian. Ini karena proses penyembuhan pun sudah banyak dilakukan secara modern.

3. Tari Kayau

Kayau atau Mengayau punya arti memotong kepala musuh. Tarian ini dilakukan para Suku Dayak Iban sebagai bentuk dari kejantanan, keberanian dan juga kekuasaan dalam melindungi suku mereka dari ancaman musuh. Alat yang umumnya dipakai untuk mengayau adalah Mandau.

Tarian ini pertama kali dilakukan oleh Urang Lindau Lendau Dibiau Takang Isang atau orang gagah berani di zamannya tersebut. Mereka yang berhasil mendapat kepala musuh, maka akan diberi gelar bujang pemberani.

Kini, tarian Kayau ini adalah bagian dari upacara mengayau yang dilakukan dengan mempersembahkan kepala orang yang diganti dengan kepala babi.

Baca Juga: Properti Tari Jaipong, Beserta Sejarah dan Maknanya

Itu dia tari adat dari Kalimantan, mulai dari Kalimantan Timur, Barat, Selatan, Utara dan Tengah. Walaupun begitu, masih ada banyak sekali jenis tarian yang asalnya dari Kalimantan, lho.

Emkay Blast Lite
jasa pembuatan website

Related posts

6 Budaya Indonesia Yang Mendunia

Arif Buz

Properti Tari Jaipong, Beserta Sejarah dan Maknanya

Marsyaviani

Jangan Salah Lagi, Ini Dia Perbedaan Wihara dan Kelenteng!

Rostina

Leave a Comment