Onthespotrest
Budaya

Mengenal Beragam Jenis Tari Adat Sulawesi Selatan Dan Keunikannya

Tari adat Sulawesi Selatan memang terkenal dengan keunikan gerakan serta filosofi yang terkandung di dalamnya. Beberapa jenis tari yang paling iconic di tanah Sulawesi Selatan didominasinya oleh tari dari suku Makassar, Bugis, dan suku Mandar.

Jika kamu penasaran dengan berbagai jenis tarian khas Sulawesi Selatan ini maka silahkan menyimak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Tari Adat Sulawesi Selatan Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena merupakan jenis tarian paling popular di tanah Makassar. Tarian yang satu ini paling sering ditampilkan di setiap acara-acara termasuk dalam acara daerah yang mempromosikan pariwisata Sulawesi Selatan.

Pada dasarnya, tari Kipas Pakarena telah ada sejak zaman kerajaan Gowa dan terus eksis hingga hari ini. Menurut cerita, tarian ini berasal dari kisah para penghuni bumi yang berpisah dengan para penduduk kayangan. Tarian ini memiliki nilai filosofi tersendiri di mana para penghuni kayangan mengajarkan para manusia untuk bercocok tanam dan juga beternak. Hal tersebut dapat dari setiap gerakan di dalam tarian ini.

Baca Juga: 7 Jenis Alat Musik Sulawesi Selatan dan Cara Memainkannya

Tari Ma’Badong

Tari Adat Sulawesi Selatan selanjutnya ialah tari Ma’bodong. Berasal dari suku Toraja. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam setiap acara Rambu Solo atau upacara kematian yang sangat terkenal di Toraja. Tari Ma’badong ini pada umumnya dibawakan dalam bentuk formasi melingkar. Para penari juga saling bepegangan tangan sambil mengaitkan jari kelingking mereka satu sama lain.

Tari Pakkuru Sumange

Tarian yang satu ini berasal dari Kabupaten Soppeng yang masih terletak di wilayah Sulawesi Selatan. Dalam bahasa Indonesia, kata Sumange memiliki arti sukma. Secara keseluruhan Pakkuru Sumange memiliki arti Memanggil Sukma. Isi tarian ini memang memiliki nilai symbol kehidupan yang sangat tinggi. Tarian ini berisikan harapan agar kehidupan dapat berjalan dengan damai serta selalu diberikan rezeki yang berlimpah dari Tuhan.

Tari Adat Sulawesi Selatan Pattennung

Sesuai namanya, tari adat Pattenung merupakan jenis tarian yang menceritakan tentang para perempuan yang sedang menenun. Nilai yang terkandung di dalam tarian ini ialah tentang kesabaran dan ketekunan.

Seperti yang telah diketahui bahwa proses menenun memang merupakan sebuah kegiatan yang sangat membutuhkan ketekunan yang amat tinggi dalam menghasilkan sebuah kain. Biasanya para penari Pattenung menggunakan baju bodo panjang, curak lakba, lipak sabbe atau sarung, dan aksesoris khas tanah Makassar lainnya. Biasanya Tari adat khas Sulawesi Selatan ini juga selalu diiringi oleh instrument music tradisional berupa suling dan juga gendang.

Tari Ma’Randing

Tari Ma’randing pada dasarnya masih berhubungan dengan upacara Rambu Solo. Namun, tari Ma’randing ini hanya dimainkan saat pemakamam para bangsawan-bangsawan atau raja-raja. Ma’randing sendiri berasal dari kata Randing memiliki arti memuliakan sambil menari.

Tari Ma’randing juga disimboliskan sebagai tarian patriotic dan peperangan. Oleh sebab itu, setiap penari Ma’Randing juga menggunakan pakaian perang tradisional. Kebanyakan penari juga menggunakan aksesoris berupa perisai besar, pedang dan beberapa jenis ornament lainnya.

Dalam acara Rambu Solo, tari Ma’Randing dipersembahkan untuk para bangsawan dan kesatria yang telah menunjukkan keberanian dan kekuatannya selama mereka hidup. Maka tidak heran jika gerakan-gerakan di dalam tarian ini juga menonjolkan gerakan saat memakai senjata tradisional. Saat melakukan tarian ini, para penari pun saling bersahut-sahutan satu sama lain. Hal ini sebagai bentuk semangat antar para penarinya.

Menurut cerita, tari ini juga memiliki pesan tersirat lainnya yaitu tentang para orang-orang terdahulu yang melindungi para gadis dari perilaku penculikan dari desa lainnya.

Tari Manimbong

Tari Manimbong merupakan salah satu jenis tarian yang berasal dari Toraja. Biasanya, tarian ini dimainkan oleh para kaum lelaki pada upacara Rambu Tuka. Rambu Tuka sendiri merupakan upacara adat yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur. Karena merupakan sebuah tarian untuk menunjukkan rasa syukur  maka tarian ini juga menonjolkan rasa gembira dan keceriaan.

Tari Adat Sulawesi Selatan Gandrang Bulo

Gandrang Bulo termasuk jenis tari adat Sulawesi Selatan yang sangat popular karena sering dimainkan di setiap acara-acara atau festival. Arti dari Gandrang Bulo ini sendiri ialah tabuhan bambu. Jika dicermati lebih dalam lagi, tari Gandrang Bulo terdiri dari unsur kritik seperti sosial, budaya hingga politik.

Tak hanya itu saja, di dalam tarian ini juga terdapat humor dan lawakannya sehingga para penonton yang menyaksikan tarian ini benar-benar terhibur. Untuk bisa menyaksikan langsung tari Gandrang Bulo ini sendiri maka silahkan mengunjungi Sulawesi Selatan pada setiap perayaan acara pesta rakyatnya.

Tari Ma’Gellu

Tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan selanjutnya ialah tari Ma’gelu. Tari ini juga memiliki ciri khas dengan jumlah penarinya yang berjumlah ganjil. Tari Ma’Gellu juga merupakan tarian yang ditujukan untuk mengekspresikan rasa bahagia dan suka cita.

Arti dari Pa’gellu dari bahasa Toraja ini sendiri berarti penari sedangkan kata Ma’Gellu memiliki arti menari. Karena di dalam tari Ma’Gellu ini mengekspresikan rasa suka cita maka para penari harus menampilkan tarian yang kebahagiaan pula. Oleh sebab itu, para penari dari tari Ma’Gellu ini harus selalu memancarkan senyum merekahnya selama melakukan pementasan.

Tari Bosara

 

Tari Bosara juga menjadi tarian yang sangat terkenal di Sulawesi Selatan. Hampir di setiap event atau festival pasti selalu menampilkan tarian yang satu ini. Pada umumya, tari Bosara dipentaskan saat menyambut tamu kehormatan dari luar daerah, sebut saja kunjungan dari Gubernur provinsi lain ataupun kunjungan dari para Menteri Luar Negeri.

Menurut sejarah, Tari Bosara sejak dulu dipentaskan untuk menyambut para tamu raja. Namun, seiring berjalannya waktu Tari Bosara kini sudah digunakan juga untuk berbagai acara khitanan ataupun pesta pernikahan.

Sesuai namanya, kata Bosara ini sendiri merujuk pada wadah atau piring di mana di atas piring tersebut berisikan kain serta rajutan wol. Umumnya, wadah atau bosara ini juga berisikan berbagai jenis kue-kue tradisional khas Makassar. Beberapa jenis kue basah yang selalu disajikan pada bosara tersebut di antaranya berupa cucur, brongko, bolu pecak, kue lapis, biji Nangka, dan berbagai jenis kue lainnya yang juga kebanyakan terbuat dari bahan tepung beras.

Baca Juga: 12 Pantai di Makassar yang Selalu Menjadi Incaran Para Traveler

Tari Tradisional Pajoge

Jenis tari khas Sulawesi Selatan yang terakhir ialah tari tradisional Pajoge. Konon, tari tradisional Pajoge yang satu ini sering dimainkan di istana kerajaan para keturunan bangsawan di masa lalu. Para penari yang dipilih pun berasal dari kalangan pribumi atau rakyat biasa saja.

Dulunya, tari tradisional Pajoge ini menjadi hiburan tersendiri pula bagi kalangan lelaki. Para lelaki yang merupakan keturunan bangsawan ini biasanya akan duduk dalam bentuk lingkaran menyaksikan para gadis-gadis menari.

Para penari juga biasanya akan menari sambil bernyanyi lalu mencari pasangan dari para penonton yang menyaksikan mereka. Jika penari telah menentukan pasangannya untuk bisa menari bersama, maka penari tersebut akan memberikan daun sirih sebagai tanda kepada pasangan yang telah dipilihnya.

Tidak bisa dipungkiri jika keragaman tradisi dan budaya menjadi keunikan tersendiri bagi setiap daerah. Begitu halnya dengan berbagai jenis tari adat Sulawesi Selatan ini yang penuh dengan keunikan dan pesan tersirat sendiri di setiap gerakannya.

Emkay Blast Lite
jasa pembuatan website

Related posts

Kenali Lebih Dalam Tentang Sejarah Candi Borobudur 

Arif Buz

Berkenalan dengan Suku Osing Banyuwangi

Marsyaviani

Apa Fungsi Pola Lantai dalam Pertunjukan Seni Tari

Rostina

Leave a Comment