Onthespotrest
Budaya

Mengenal Lebih Jauh Rumah Adat Suku Toraja

Suku Toraja memiliki rumah adat yang sangat kental akan budaya dan dinamakan rumah adat Tongkonan. Tidak hanya sebagai tempat tinggal, masyarakat Toraja juga menjadikan rumah adat Tongkonan ini sebagai kekuasaan adat dan perkembangan kehidupan sosial budaya orang Toraja. Tongkonan berasal dari kata ‘duduk’, ‘menyatakan belasungkawa’. Rumah adat Suku Toraja memiliki makna tempat duduk, rumah istimewa, rumah para leluhur, serta tempat untuk melaksanakan ritual.

Suku Toraja merupakan salah satu suku yang menetap di pegunungan bagian utara dari provinsi Sulawesi Selatan. Populasinya diperkirakan sekitar satu juta jiwa, sebagian diantaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari agama Hindu Dharma.

Mengenal Rumah Adat Suku Toraja

1. Bentuk Rumah Adat Tongkonan

Bentuk Rumah adat Suku Toraja

Rumah adat Tongkonan memiliki ciri khas berupa rumah panggung terbuat dari kayu, sedangkan bagian bawah rumah dipakai sebagai tempat memelihara kerbau. Atapnya dilapisi dengan ijuk hitam yang bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan. Ada juga yang menyebutnya mirip seperti tanduk kerbau. Rumah adat Tongkonan sekilas mirip dengan rumah Gadang dari Suku Minang atau Batak. Arah Tongkonan yang menghadap ke utara serta ujung atap yang runcing ke atas melambangkan leluhur mereka yang berasal dari utara.

Baca Juga: Destinasi Wisata Sulawesi Selatan yang Sayang Kamu Lewatkan!

Bagian rumah juga terlihat susunan tanduk kerbau. Tingginya stratifikasi sosial pada masyarakat Toraja ditandai dengan banyaknya jumlah tanduk kerbau yang ada pada rumahnya. Awalnya rumah adat Suku Toraja ini hanya dimiliki oleh kepala suku atau raja bersama kerabatnya. Rumah adat Tongkonan memiliki ketahanan yang sangat kokoh, bahkan dapat bertahan hingga ratusan tahun. Hal itu dikarenakan pada saat pengambilan kayu sebagai bahan dasar rumah, diambil dengan upacara adat khusus.

2. Ruangan Rumah Adat Tongkonan

Ruang pada bagian badan dari Tongkonan terbagi atas tiga bagian. Pertama yaitu ruang bagian depan atau Tangdo’ yang disebut kale banua menghadap bagian utara. Tempat ini digunakan untuk penyajian kurban pada upacara persembahan dan pemujaan kepada Puang Matua. Selanjutnya adalah ruang tengah atau Sali yang lebih luas dan sedikit lebih rendah dari ruang lainnya.

Terbagi atas bagian kiri atau barat yang digunakan untuk tempat sajian hewan kurban dalam upacara Aluk Rambu Solo dan bagian kanan atau timur sebagai tempat sajian kurban persembahan dalam upacara Aluk Rambu Tuka.

Bagian dari rumah adat Suku Toraja yang terakhir yaitu ruang belakang atau Sumbung yang disebut pollo banua atau berarti ekor rumah. Bagian ini berada di selatan dan dipercaya sebagai tempat masuknya penyakit. Rumah Tongkonan merupakan tatanan simbol keberadaan keluarga penghuni dan sebagai pusat berkumpulnya rumpun keluarga.

3. Macam-macam Rumah Adat Tongkonan

Rumah adat Suku Toraja disebut Rumah Tongkonan

Berdasarkan peranan di dalam masyarakat, rumah adat Tongkonan dikelompokkan menjadi tiga macam. Pertama dan yang paling utama yaitu Tongkonan Layuk. Di dalam adat, Tongkonan Layuk ini dijadikan sebagai sumber kajian dalam membuat peraturan-peraturan adat. Itulah alasan mengapa Tongkonan ini disebut sebagai Tongkonan utama. Sedangkan Tongkonan Pekamberan atau Pekaindoran. Sering disebut sebagai pelaksana yang menjalankan aturan, perintah, dan kekuasaan adat.

Terakhir adalah Tongkonan Batu Ariri. Batu Ariri merupakan tingkatan rumah adat Suku Toraja yang ketiga sebab tidak memiliki kekuasaan di dalam adat. Rumah Tongkonan memiliki peran untuk membentuk persatuan dan pembinaan keluarga dari turunan yang membangun Tongkonan pertama kali.

4. Filosofi Warna Rumah Adat Tongkonan

Warna Rumah Adat Suku Toraja

Rumah Tongkonan dihiasi oleh beberapa warna yang berbeda. Pada dasarnya, ada empat warna yang ada di rumah tradisional, yaitu hitam, putih, merah, dan kuning. Warna putih melambangkan kesucian, warna ini sama dengan warna tulang. Kuning melambangkan kekuasaan dan anugerah. Warna merah melambangkan darah yang berarti kehidupan. Kemudian hitam melambangkan kegelapan dan kematian. Warna hitam digunakan oleh Suku Toraja karena suku tersebut sangat terkenal dengan upacara kematiannya.

Baca Juga: Mengenal Beragam Jenis Tari Adat Sulawesi Selatan Dan Keunikannya

Hingga saat ini rumah adat Suku Toraja masih dijaga dan dilestarikan. Rumah-rumah adat suku tersebut masih sangat mudah ditemukan. Segala aktivitas yang berkaitan dengan rumah adat tersebut juga masih rutin dilaksanakan.

Emkay Blast Lite
jasa pembuatan website

Related posts

Berkenalan dengan Suku Osing Banyuwangi

Marsyaviani

Memahami Tren Perjalanan Tiga Generasi di Indonesia

Arif Buz

17 Ragam Tari Adat dari Kalimantan

Marsyaviani

Leave a Comment